top of page

TENTANG BOSEN2020

     Berawal dari sebuah kegiatan ngobrol seni berupa presentasi seni rupa kontemporer yang digagas oleh William Robert yang difasilitasi oleh perupa Krishna Eta dan Sekartadji Supanto. Kegiatan tsb berlangsung pada 8 September 2020 berlangsung di sebuah studio yang cukup keren milik seniman Sekartadji yang berlokasi di daerah Danau Poncol, gak terlalu jauh dari Kebon Binatang Ragunan, Jakarta. Selain ketiga orang tersebut diatas hadir juga perupa Ulil Gama dan Toto Suwarsito, dimana keduanya juga aktif sebagai pengajar seni rupa ( lukis ).

 

     Pada kesempatan itu William Robert mengajak semua yang hadir untuk refresh lagi melihat sejarah awal seni rupa kontemporer dunia, juga di Indonesia hingga perkembangan hingga saat ini dengan membaca segala kecendrungannya. Bincang seni secara santai namun cukup padat dengan materi itu sungguh akhirnya mentriger kelima seniman yang hadir untuk terus melanjutkan kegiatan yang awalnya spontan tersebut. Antusiasime tsb ditunjukkan dengan niatan ingin melanjutkan kegiatan tsb secara berkala dengan pemateri yang bergantian. Dalam perkembangan yang sangat cepat itu akhirnya kelima perupa ini menyepakati kata Bosen yang diusulkan oleh William Robert sejak awal. sebagai pananda atau penamaan komunitas kecil tsb

 

     Kata BOSEN sendiri sebenarnya adalah semacam singkatan dari kata ngobrol seni. Kata ini menjadi menarik terdengar karena disaat pandemi ini memang pada faktanya seluruh dunia pasti mengalami kebosenan ( bosan ) karena tidak bisa kemana-mana, work from home, study from home dll yang membuat kita bosen karena semuanya harus dilakukan di rumah kecuali sesuatu yang bersifat sangat darurat. Dan ditambah angka 2020 karena pada tahun ini seluruh dunia mengalami hal yang sama akibat covid 19. Namun dibalik itu semua yang namanya seniman tetaplah dituntut untuk selalu kreatif menyikapi keadaan ini. Dalam konteks ini kata BOSEN2020 malah dibuat atau dibaca sebaliknya, dalam artian bosen dengan keadaan yang serba monoton ini bukan berarti bosen atau malas untuk berbuat sesuatu lebih bermanfaat, terutama dalam bidang seni rupa, juga bidang seni lainnya.

 

     Setelah berdialog, saling bertukar fikiran satu sama lain kelima seniman ini menyepakati tanggal 14 September 2020  sebagai hari lahirnya BOSEN2020 , dan kemudian komunitas kecil ini mulai membenahi hal-hal mendasar yang nantinya harus semakin kuat menopang perjalanan BOSEN2020 berkiprah dimasa datang. Dalam hal ini sudah barang tentu komunitas harus memiliki karakter, filosofi, orientasi yang jelas agar segala sesuatu yang dilakukan selalu terarah dengan konsep yang baik dan mudah diimplementasikan diera sekarang ini

 

     Kehadiran BOSEN2020 diproyeksikan untuk aktif dalam berbagai kegiatan seni yang memang didominasi oleh seni rupa. Namun para perupa yang mendirikan komunitas ini juga bersepakat tetap melakukan kegiatan seni lainya yang memang sedang berkembang di tengah masyarakat, terutama kaum urban megapolitan yang berpusat di Ibu Kota.

kegiatan pengembangan apresiasi seni dan juga edukasinya ke masyarakat pada umumnya. Aspek-aspek yang akan secara rutin dikembangkan adalah :

  • Diskusi Seni Rupa, dipandu pendidik, pengamat atau kurator seni rupa, hingga budayawan

  • Presentasi Rupa : seni lukis, grafis, patung, instalasi, video art dll disampaikan oleh seniman yang dipilih dan tentu dimulai oleh kelima seniman yang mendirikan komunitas ini.

  • Pameran Seni Rupa

  • Berbagai workshop :  seni rupa lukis, drawing, sketsa, video art dll

                                             non seni rupa : membatik dll

*    Pemutaran Film dll

*    Tour Seni Rupa mengunjungi museum seni , studio seniman yang reprsentatif, juga    komunitas seni yang sudah kuat menjadi sebuah 

      institusi. Dll

 

     Mengingat komunitas ini hadir untuk memberi arti juga mengambil peran penting dalam meningkatkan apresiasi seni bagi masyarakat umum pada prinsipnya BOSEN2020 akan berusaha fleksibel dalam meluaskan berbagai bidang dalam kegiatan-kegiatan yang akan digelar secara berkesinambungan. Para personel utama dari komunitas ini William Robert, Ulil Gama, Krishna Eta, Toto Suwarsito dan Sekartadji Supanto dengan kompetensi masing-masing akan berusaha menjadi fasilitator yang baik dan profesional dalam berbagai kegiatan seni yang diselenggarakan, sehingga publik semakin ingin tahu lebih dalam soal seni yang pada akhirnya, lahirlah banyak apresiator yang memiliki wawasan dasar yang baik, bahkan tidak mungkin juga bisa melahirkan calon-calon seniman masa depan.

Berikut adalah para punggawa dari BOSEN2020

  1. William Robert

Perupa yang satu ini lahir di Medan, Sumatera Utara. Telah berkiprah dalam di dunia kesenian sejak 1986 hingga sekarang. Pernah aktif sebagai art director di beberapa perusahan, juga sebagai penata artitistik panggung musik dan interior.

Ia telah menggelar 15 kali pameran tunggal, diantaranya ; Pameran tunggal di Jago Joglo, Gono Art Studio Yogyakarta, Indosteak Resto, H Galeri, Galeri 678, Pantai Bende Ancol, Balai Kartini, Sisi Sharp, TAG Singapore, TropictArt Missisauga Canada, Emma On The Boat, Lismore Australia, Koi Jakarta, Tembi Rumah Budaya Yogya, Bentara Budaya Yogyakarta, Thee Huis Gallery Bandung dll. Seniman berdarah Ambon ini juga telah mengikuti lebih dari 100 kali pameran bersama di berbagai kota juga diberbagai negara, antara lain : Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Solo, Ubud-Bali, Singapore, Brunei, Malaysia, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, China, Canada, Australia, Belanda, Spanyol, Yunani dll.

FOTO 2.jpg
FOTO 1.jpg
FOTO 3.jpg

© 2020 by BOSEN2020

bottom of page